Hindari Thiyarah (Merasa Sial Karena Sesuatu)
اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلاَّ، وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ.
"Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya."
(HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad No. 909, Abu Dawud No. 3910 dan At-Tirmidzi No. 1614)
Hadits diatas menegaskan bahwa thiyarah (merasa sial karena sesuatu), termasuk syirik, dia menafikan kesempurnaan tauhid, karena orang yang menganggap sesuatu akan membawa sial atau celaka, maka keyakinan seperti ini jelas menyalahi taqdir (ketentuan) Allah Swt.
Thiyarah merupakan akidah zaman jahiliyah. Bahkan sudah ada di masa sebelum Islam. Lihatlah bagaimana Fir’aun merasa sial karena kehadiran Musa AS. beserta pengikutnya. Ketika datang bencana mereka katakan itu gara-gara Musa.
Allah Swt berfirman :
Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata :
"Itu adalah karena (usaha) kami."
"Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya."
"Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."
(QS. Al A’raf/7 Ayat : 131)
Setelah Islam datang, maka Rasulullah Saw. melarang masalah ini. Beliau melarang thiyarah dan sangat mencela pelakunya. Islam mengembalikan segala permasalahan kepada Sunnatullah (ketentuan-ketentuan Allah) yang pasti dan kepada kekuasaan-Nya yang mutlak.
Kita dilarang untuk menuduh kesialan itu karena tanggal, hari, angka, bulan, tempat atau nama anak. Buang jauh-jauh anggapan sial dan ganti dengan tawakkal pada Allah Swt.
Allah Swt. berfirman :
"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."
(QS. Ath Thalaq/65, Ayat : 3)
Syekh Sholeh Al Fauzan berkata :
"Penyembuh dari thiyarah adalah dengan bertawakkal pada Allah. Kemudian meninggalkan anggapan sial dan tidak memiliki keraguan lagi dalam hati."
Jauhkan "perasaan sial karena sesuatu" secara umum, juga pada tempat dan waktu tertentu seperti pada bulan Shafar. Di negeri kita yang terkenal adalah beranggapan sial dengan bulan Suro, maka itu pun sama terlarangnya.
Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah Saw. bersabda :
"Tidak dibenarkan menganggap penyakit menular dengan sendirinya (tanpa ketentuan Allah), tidak dibenarkan beranggapan sial, tidak dibenarkan pula beranggapan nasib malang karena tempat, juga tidak dibenarkan beranggapan sial di bulan Shafar."
(HR. Bukhari No. 5757 dan Muslim No. 2220)
Ketika kita mendapatkan hal yang tidak mengenakkan, mari kita berdo'a :
اللَّهُمَّ لاَ يَأْتِى بِالْحَسَنَاتِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ يَدْفَعُ السَّيِّئَاتِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ
"Ya Allah, tiada yang dapat mendatangkan kebaikan kecuali Engkau.
Tidak ada yang dapat menolak bahaya kecuali Engkau.
Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan-Mu."
(HR. Abu Daud)
Kajian Hari Ini
Istiqomah
Abullaits: 10 tanda Istiqomah:
1. Menjaga lidah dari suka mengumpat
2. Menjauhi prasangka buruk
3. Tidak suka mengejek orang lain
4. Menundukkan mata dari yang haram
5. Berkata benar dan adil
6. Halal rizkinya
7. Tidak berbuat hal yang mubazir
8. Tidak sombong
9. Rajin shalat 5 waktu
10. Teguh dalam beragama